Rabu, 28 November 2012

Dioxin, Racun Yang Bisa Bikin Benjol

Assalamualaikum Wr. Wb...


Hallo... Wie geht's Ihnen ????

pasti baik dong yah...


Sekarang kita bahas mengenai Kimia yuk ????

ini ada artikel yang membahas tentang racun...

ini berarti berhubungan dengan bidang kimia , iya kan ???

dan pas banget nih.. itu adalah ilmu yang saya paling senangi ... hehehe


udah ah langsung aja ... ntar curhat lagi deh,....


Penggunaan racun makin meningkat belakangan ini di panggung politik. Setelah Arafat yang diindikasikan sakit kemudian wafat karena racun, menyusul Munir yang tewas akibat kelebihan kadar arsenik dalam tubuhnya. Belakangan, Viktor Yuschenko, seorang pemimpin oposisi Ukraina mengalami keracunan dioxin sampai pada dosis fatal. 


Akibat paparan tersebut, wajah politisi Ukraina saat ini berubah dibanding penampilannya pada bulan Juni 2004 lalu. Kemunculan “chloroacne” (jerawat klor) di wajahnya merupakan tanda yang jelas paparan dioxin dalam jumlah besar di tubuhnya. 


Siaran NHK Jepang Senin malam (13/12/04) menyiarkan pernyataan seorang dokter yang memeriksanya, bahwa ada kemungkinan dioxin masuk ke dalam tubuh Yuschensko melalui makanan. 


Gambar. Struktur kimia keluarga dioxin, (a) PCDDs, (b) PCDFs dan (c) PCBs 


Dioxin adalah istilah umum untuk penamaan lain dari polychlorinated dibenzo-p-dioxins (PCDDs) dan polychlorinated dibenzofurans (PCDFs). PCDDs yaitu senyawa organik yang terdiri dari dua buah siklus benzen yang dihubungkan oleh dua buah atom oksigen dan memiliki satu sampai delapan atom klor yang menempel pada setiap sisinya. 


PCDFs adalah senyawa organik yang berasal dari satu keluarga dengan PCDDs dengan perbedaan pada ikatan antara siklus benzen-nya hanya dihubungkan oleh satu atom oksigen dan karbon. Jenis lain senyawa organik yang masih dalam kelompok ini adalah PCB (polychlorinated biphenyls). Senyawa ini berbentuk seperti oli yang sering digunakan sebagai pendingin kapasitor besar. 


Sifat fisik dioxin umumnya adalah padatan tidak berwarna dengan kelarutan yang tinggi di dalam lemak atau minyak (lipophilic). Oleh karena itu dioxin dapat dengan mudah terkontaminasi atau sengaja dikontaminasikan ke dalam makanan, khususnya yang mengandung lemak seperti susu dan makanan olahannya. Senyawaan ini umumnya stabil dan tidak mudah bereaksi dengan senyawa kimia lain, semisal asam dan alkali, tetapi dapat terurai secara bertahap dengan adanya cahaya ultraviolet. 


Struktur kimia dari senyawaan organik tersebut diperlihatkan pada Gambar. Senyawaan ini diklasifikasikan sebagai kelompok senyawa aromatik poliklor (polychlorinated aromatic compounds, PCA) yang sangat beracun. Hal ini disebabkan karena keberadaan dioxin dalam tubuh dapat mengakibatkan terganggunya fungsi hormonal tubuh, karenanya sering pula disebut sebagai senyawa endocrine disruptor


Dioxin bukanlah senyawaan kimia yang dibuat dengan sengaja. Biasanya senyawa ini terbentuk sebagai produk sampingan (by product) proses kimia berskala besar, seperti pencucian (bleaching) bubur kertas dengan klorin dan yang paling signifikan adalah terbentuk sebagai pengotor dalam pembuatan senyawa chlorophenols. Senyawa ini merupakan bahan dasar dari pestisida, herbisida dan senyawa pemusnah yang pernah digunakan pada perang Vietnam, yang disebut Agent Orange. Penggunaan senyawa itu sudah barang tentu akan menyertakan kontaminasi dioxin. Sejak perang Vietnam tersebut, dampak dan bahaya dioxin menjadi perhatian publik. 


Menurut WHO (1998), jumlah asupan harian yang diperkenankan untuk dioxin adalah sekitar 10 pg/kg berat badan. Atau sekitar 600 pg (1 picogram = 1/1 000 000 000 000 g) untuk berat badan rata-rata orang dewasa sekitar 60 kg. 


Untuk kasus Yuschenko, diketemukan dioxin dalam tubuh sebanyak lebih dari 1000 kali lipat konsentrasi ambang yang ditolerir. 


Kasus paparan dioxin dalam tubuh yang nampak akibatnya pada kulit berupa penyakit mirip jerawat (chloroacne) pertama kali ditemukan pada tahun 1957 di Jerman. Adalah Dr. Karl Schulz dari University Hamburg yang berhasil mengidentifikasi gejala penyakit ini pada beberapa pekerja pabrik kimia Boehringer. 


Penyakit ini pada gejala awalnya mirip dengan jerawat anak muda, akan tetapi lokasi tumbuh kumpulan jerawat ini cenderung spesifik di dua lokasi yaitu di sekitar bawah mata dan telinga berbentuk seperti bulan sabit. Pada gejala lanjut kumpulan jerawat tersebut dapat menyebar di seluruh wajah, leher dan bagian tubuh lainnya. 


Berbeda dengan arsenik, pengaruh racun atau kontaminasi dioxin ke dalam tubuh lebih berdampak jangka panjang dan tidak seketika. Dalam waktu lama, senyawa ini dapat mengakibatkan cacat kelahiran maupun meningkatnya laju kanker pada manusia.


Oke deh.... udah athu kan sekarang !!!

Sampai ketemu di postingan selanjutnya...


bye...

Wassalamualaikum Wr. Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar