Assalamualaikum Wr. Wb...
Hallo... Wie geht's Ihnen ????
pasti baik dong yah...
Sekarang kita bahas mengenai Kimia yuk ????
ini ada artikel yang membahas tentang racun...
ini berarti berhubungan dengan bidang kimia , iya kan ???
dan pas banget nih.. itu adalah ilmu yang saya paling senangi ... hehehe
udah ah langsung aja ... ntar curhat lagi deh,....
Penggunaan
racun makin meningkat belakangan ini di panggung politik. Setelah Arafat yang
diindikasikan sakit kemudian wafat karena racun, menyusul Munir yang tewas
akibat kelebihan kadar arsenik dalam tubuhnya. Belakangan, Viktor Yuschenko,
seorang pemimpin oposisi Ukraina mengalami keracunan dioxin sampai pada dosis
fatal.
Akibat
paparan tersebut, wajah politisi Ukraina saat ini berubah dibanding
penampilannya pada bulan Juni 2004 lalu. Kemunculan “chloroacne” (jerawat klor)
di wajahnya merupakan tanda yang jelas paparan dioxin dalam jumlah besar di
tubuhnya.
Siaran NHK
Jepang Senin malam (13/12/04) menyiarkan pernyataan seorang dokter yang
memeriksanya, bahwa ada kemungkinan dioxin masuk ke dalam tubuh Yuschensko
melalui makanan.
Gambar. Struktur kimia keluarga dioxin, (a) PCDDs, (b) PCDFs dan (c) PCBs
Dioxin
adalah istilah umum untuk penamaan lain dari polychlorinated dibenzo-p-dioxins
(PCDDs) dan polychlorinated dibenzofurans (PCDFs). PCDDs yaitu senyawa organik
yang terdiri dari dua buah siklus benzen yang dihubungkan oleh dua buah atom
oksigen dan memiliki satu sampai delapan atom klor yang menempel pada setiap
sisinya.
PCDFs adalah
senyawa organik yang berasal dari satu keluarga dengan PCDDs dengan perbedaan
pada ikatan antara siklus benzen-nya hanya dihubungkan oleh satu atom oksigen
dan karbon. Jenis lain senyawa organik yang masih dalam kelompok ini adalah PCB
(polychlorinated biphenyls). Senyawa ini berbentuk seperti oli yang sering digunakan
sebagai pendingin kapasitor besar.
Sifat fisik
dioxin umumnya adalah padatan tidak berwarna dengan kelarutan yang tinggi di
dalam lemak atau minyak (lipophilic). Oleh karena itu dioxin dapat dengan mudah
terkontaminasi atau sengaja dikontaminasikan ke dalam makanan, khususnya yang
mengandung lemak seperti susu dan makanan olahannya. Senyawaan ini umumnya
stabil dan tidak mudah bereaksi dengan senyawa kimia lain, semisal asam dan
alkali, tetapi dapat terurai secara bertahap dengan adanya cahaya ultraviolet.
Struktur
kimia dari senyawaan organik tersebut diperlihatkan pada Gambar. Senyawaan ini
diklasifikasikan sebagai kelompok senyawa aromatik poliklor (polychlorinated
aromatic compounds, PCA) yang sangat beracun. Hal ini disebabkan karena keberadaan
dioxin dalam tubuh dapat mengakibatkan terganggunya fungsi hormonal tubuh,
karenanya sering pula disebut sebagai senyawa endocrine disruptor.
Dioxin
bukanlah senyawaan kimia yang dibuat dengan sengaja. Biasanya senyawa ini
terbentuk sebagai produk sampingan (by product) proses kimia berskala besar,
seperti pencucian (bleaching) bubur kertas dengan klorin dan yang paling
signifikan adalah terbentuk sebagai pengotor dalam pembuatan senyawa
chlorophenols. Senyawa ini merupakan bahan dasar dari pestisida, herbisida dan
senyawa pemusnah yang pernah digunakan pada perang Vietnam, yang disebut Agent
Orange. Penggunaan senyawa itu sudah barang tentu akan menyertakan kontaminasi
dioxin. Sejak perang Vietnam tersebut, dampak dan bahaya dioxin menjadi
perhatian publik.
Menurut WHO
(1998), jumlah asupan harian yang diperkenankan untuk dioxin adalah sekitar 10
pg/kg berat badan. Atau sekitar 600 pg (1 picogram = 1/1 000 000 000 000 g)
untuk berat badan rata-rata orang dewasa sekitar 60 kg.
Untuk kasus
Yuschenko, diketemukan dioxin dalam tubuh sebanyak lebih dari 1000 kali lipat
konsentrasi ambang yang ditolerir.
Kasus
paparan dioxin dalam tubuh yang nampak akibatnya pada kulit berupa penyakit
mirip jerawat (chloroacne) pertama kali ditemukan pada tahun 1957 di Jerman.
Adalah Dr. Karl Schulz dari University Hamburg yang berhasil mengidentifikasi
gejala penyakit ini pada beberapa pekerja pabrik kimia Boehringer.
Penyakit ini
pada gejala awalnya mirip dengan jerawat anak muda, akan tetapi lokasi tumbuh
kumpulan jerawat ini cenderung spesifik di dua lokasi yaitu di sekitar bawah
mata dan telinga berbentuk seperti bulan sabit. Pada gejala lanjut kumpulan
jerawat tersebut dapat menyebar di seluruh wajah, leher dan bagian tubuh
lainnya.
Berbeda
dengan arsenik, pengaruh racun atau kontaminasi dioxin ke dalam tubuh lebih
berdampak jangka panjang dan tidak seketika. Dalam waktu lama, senyawa ini
dapat mengakibatkan cacat kelahiran maupun meningkatnya laju kanker pada
manusia.
Oke deh.... udah athu kan sekarang !!!
Sampai ketemu di postingan selanjutnya...
bye...
Wassalamualaikum Wr. Wb
Anda Sekarang Sedang Baca Artikel Tentang Dioxin, Racun Yang Bisa Bikin Benjol Anda Bisa Menemukan Artikel Dioxin, Racun Yang Bisa Bikin BenjolSaya Ini, dengan url http://irineurakhmahfauziah.blogspot.com/2012/11/dioxin-racun-yang-bisa-bikin-benjol.html, Kamu Juga Boleh Menyebar Luaskan Artikel Ini Atau Mengcopy Paste Artikel Dioxin, Racun Yang Bisa Bikin Benjol ini Jika Memang Berrmanfaat. Tapi Saya Harap Anda Jangan Lupa Menyertakan Link Dioxin, Racun Yang Bisa Bikin Benjol Sumbernya. Thank's
Tidak ada komentar:
Posting Komentar